Menjadi 20 Tahun
Hallo teman blog ku, mohon maaf
atas tidak konsistenan konten dalam blog ini. Tadinya puisi, jarang upload
hingga akhirnya merembet ke kehidupan :( . Hal ini berawal dari aku yang beranjak
20 tahun. Entah sadar atau tidak bagi kalian yang mungkin seumuran denganku
pasti merasa bahwa kalian tak akan punya banyak teman untuk bercerita, padahal
hidup kalian dipenuhi dengan berbagai masalah yang secara wajarnya harus kalian
ungkapkan dan bagikan kepada sebagian teman kalian. Kalau Kak Radit membagi
ceritanya lewat stand up yang ia buat, atau Kak Dzawin yang sering
membicarakan kehidupan gunungnya di vlog aku belum bisa sekeren itu. Thats why
finnaly dengan penuh pertimbangan aku membagikannya ke teman blog, dengan
harapan mungkin siapapun yang punya perasaan yang sama sepertiku akan merasa
bahwa kalian tidak sendiri.
Nulis Feeling adalah konten yang
akan berisi tulisan-tulisan random yang sengaja aku ketik saat aku
merasakannya, mungkin disela agenda amarahku yang berkobar, atau disela sendu
galau gulali yang sering menyerangku dalam kesendirian. Inilah Nulis Feeling
Eps 1- Kalah Sebentar
Abor.tif (a) terhenti
dalam perkembangan, tidak sempurna
Exactly me right now, sebuah perasaan terpaksa atau menyengaja untuk
terhenti sebentar dalam perkembangan karena suatu alasan. Hal ini entah berasal
dari lingkungan sekitar atau keadaan mental kita saat ini.
Hal ini bermula dari nilai IPK ku
yang menurun 3.48, kehilangan 0,02 untuk mempertahankan nilaiku.
I’m down in the shadow. Mungkin bagi kalian atau siapapun yang belum pernah
merasakan, aku terlalu lebay dan hiperbolis menyikapi ini semua hingga aku
harus repot-repot menuliskannya di blog. Tapi bagiku, inilah salah satu bagian
hidupku. Aku hancur sehancur-hancurnya. Rasanya seperti ingin marah, namun
marah pada siapa.
Let me tell you, bagaimana bisa
angka itu bisa ada di daftar hasil studiku. Pertama, semester ini merupakan
bagian dimana mahasiswa seangkatanku digembleng dijurusannya. UINku berbeda dari kebanyakan sekolah tinggi lain,
semester-semester awal kami hanya akan diberikan mata kuliah yang berkaitan
dengan fakultas kami which is dakwah, ya begini-begini aku anak dakwah. Mata
kuliah tersebut merupakan mata kuliah keagamaan. Semester ini kami diberikan
macam-macam mata kuliah jurusan komunikasi, mungkin mahasiswa lain tidak kaget,
tapi aku benar-benar shock, kami langsung dijuruskan ke minat kami.
Kedua, aku tergabung dengan salah
satu organisasi yang lumayan menyita waktu dikampus. Organisasi yang bergerak
dibidang bahasa Inggris ini membuatku sedikit kewalahan, mengingat ini tidak
berkaitan dengan jurusan yang aku ambil. Berorganisasi, mengurus surat,
menangani lomba, ikut lomba, sedikit banyak ini benar-benar menjadi tanggung
jawab kedua ku dikampus.
Akhir cerita, C+ itulah nilai
yang kudapatkan disalah satu makul. Ini benar-benar parah, aku yang sedari
sekolah dasar terbiasa mendapat nilai bagus, dan diberikan nilai yang demikian
tentunya membuatku down parah. Aku menyalahkan diriku atas ketidakpecusan ini,
aku sedih, sensi ditanya siapapun. Melihat teman-teman mendapat nilai yang baik
membuatku iri. Tapi aku segera menguasai diri. Aku terlalu sibuk dengan usahaku
namun sering tidak serius berdoa. Mungkin disanalah point kekuranganku dan
ketidaksempurnaanku. Aku kalah. Tapi ini hanya sementara, ingatlah, menjadi
seorang profesional tidak butuh orang yang menguasai segala bidang, cukup satu
bidang, dan jadilah ahli. Itulah kata otakku menghibur sedih hari. Ya, aku
mungkin mendapatkan nilai C+ pada satu makul, hal ini karena keterlanjuranku
yang sudah malas dan tidak menyukai makul tersebut sehingga kemungkinan aku
asal mengerjakan tugas. Namun dimakul lain aku unggul.
Anggap saja C+ adalah wujud
ketidaksukaan orang lain terhadap karya yang kita bikin dengan suatu tema.
Misalkan hidangan tempe aku mendapatkan nilai C+, namun pada hidangan tahu aku
mendapat A. Aku tak perlu bersedih, kita fikirkan! Hanya karena kamu gagal
memasak tempe satu kali, kamu harus menangis seumur hidup? Sementara kamu
unggul di masakan tahu. Tentu TIDAK. Solusinya adalah masaklah tahu seenak yang
kamu bisa, buat hidangan yang lebih variatif, kombinasikan dengan bahan lain,
dan jadilah koki tahu terbaik senegeri ini. Itulah jawabannya.
Kita sering iri dengan apa yang
orang lain dapatkan, tapi ketahuilah, kita tidak pernah tahu apa yang orang
lain lihat dalam diri kita, boleh jadi kita punya sisi lain yang mereka tidak
punya. Jangan bersedih! Hibur hatiku. Aku menangisi kekalahanku kali ini. Namun
aku harus menata lagi, akan kususun resep baru untuk membuat tahu yang enak
tiada tanding dihidupku.
Teruntuk kamu yang sedang
dikalahkan keadaan, atau dirimu yang harus mengalah. Istirahatlah sebentar,
nikmati sakitnya, nikmati duka kekalahan, jangan lama-lama. Kalau sudah
selesai, lekaslah atur strategi! Mari kita bertanding lagi. Gemarlah Membaca! 😉
Komentar
Posting Komentar