Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

SALAH DUA

Banggakah kau? Pernah menjadi setengah bagian sajakku Bahagiakah kau? Pernah menjadi seperdelapan bagian perjalananku Sukakah kau? Pernah menjadi orang yang menyukaiku Aku selalu menanamkan pada ilusiku Cerita usang kita telah usai Kusebut cerita cinta, terkesan terlalu asyik Kusebut cerita dongeng, tapi akupun bukan tokoh utama Mari kita benar-benar menjadi makhluk asing di dunia kita masing-masing Temu, Sapa, Rindu? tenang saja itu cerita lalu. Usai segala sandiwara Aku masih bersyukur karena kau masih dibumi Tapi nyatanya salahku yang pertama Bahkan kita berkejaran seperti di lorong labirin Tak dipertemukan Bertemukah kau dengan sang Permaisuri? Hingga saat aku meraungkan namamu dalam kumpulan sajak, kau hilang tak kasat mata Salahku yang kedua Kau tidak dibumi lagi bersamaku Karena bahkan hati dan ragamu tak pernah kutemui sepanjang waktu Atau mungkin kau berada di gunung sampah, bersama barisan manusia pembuat kecewa
Barisan Lupa
Ibumu 
Gambar
Cintalatte
Biru
Boneka
Penaku mulai menggores Tentang aku yang ada di bumi Bersama barisan makhluk Gusti Kata orang mereka disebut manusia Aku tak tahu pasti, karena aku baru Tanganku mengerat menggenggam Meneriakkan kesakitan didada Karena ada hal baru yang ku rasa Ternyata bukti Aku butuh unsur Bukti aku butuh energi Dan fakta yang baru aku akan butuh cinta Manusia itu lelah Usai mengejan tak tentu Biji keringatnya terlihat jelas Upah dari sebuah usaha dan doa Otot-ototnya mulai regang kembali Tanda dia sudah sadar diri Ketika netranya menatap tubuh merahku Ia tersenyum Pertanda Dia itu aku, dan kumpulan doa yang kupanjatkan
Embun Bait demi bait kata kutuntaskan Merakit cerita yang pernah kita tuai bersama Kau? Masih beku membiarkan aku sendiri Kedinginan Menggigil Bahkan matipun aku kau peduli Sekalipun jika ku mati Rindu ini masih sama Entah sadarmu seperti apa mengingatku Tapi embun tak pernah dusta Ia ada menemaniku, walau aku membenci keadaannya Yang menutup seluruh pandang Hanya agar aku memandang satu tujuan Hatiku yang hancur oleh kekecewaan