Kenalan?
“Hallo”
“Aku bla bla”
“Kenalin aku na na”
Perjumpaan pertama dengan orang
baru, tidak pernah luput dari kata kenalan. Ke.na.lan berarti orang yang sudah
dikenal; sahabat; teman. Begitulah KBBI mendefinisikan arti kata kenalan. Tapi
itu tidak berlaku bagiku. Lagi-lagi lingkungan membentuk beberapa sikapku. Aku
tidak menyukai perkenalan.
Beberapa kali aku harus
dihadapkan situasi yang mengharuskanku untuk berkenalan dengan orang. Ada yang
menyebut untuk relasi, siapa tahu dimasa depan kita akan bertemu lagi dan kita
butuh bantuannya. Aku tak menampik itu. Bahkan ada yang mengatakan, jika tidak
kenal mustahil untuk sayang, itu klise. Tidak ada jaminan bukan, berkenalan
dengan orang akan menumbuhkan rasa sayang?. Banyak kok yang berkenalan hanya
sebatas formalitas saja.
Demi formalitas itu, aku tidak menyukai
kata kenalan. Aku mungkin terlalu serius tentang kenalan. Bagiku, berkenalan
dengan seseorang menjadi first step untuk berteman dengan mereka. Bukan
sekedar tahu nama, lalu semuanya selesai. Dimataku kenalan selalu melibatkan
hati, sejauh mana kita akan mengambil keputusan, berkenalan dan menjadikan ia
teman? Atau memilih tidak berkenalan karena itu hanya formalitas.
Memutuskan berkenalan, ya kita
harus mampu menjadi teman. Tahu apa yang dia suka, tahu apa yang tidak dia
suka, tahu ceritanya, dan kebanyakan orang akan memilih berkenalan sebagai
formalitas. Karena setelah mereka kenal, mereka tak benar-benar kenal siapa dan
bagaimana orang yang pernah ia ajak berkenalan. Pusing bukan? tapi itulah yang
mereka lakukan.
Maka dari itu aku memilih tidak berkenalan
dan menyebutkan nama, namun memilih menunggu waktu dan obrolan untuk
mengenalkan kita. Karena bagiku orang baru itu seperti bahan segar, yang sifat
dan sikapnya butuh diolah dan dicermati. Salah olah sedikit teksturnya hancur
bahkan hingga hilang rasa bahannya. Itu bagiku, bagimu? Bagi cerita yuk. 😊
Find me on Instagram : @Yulina02_
Komentar
Posting Komentar